Gridhot.ID- Pembelajaran Tatap Muka (PTM) mulai diberlakukan di beberapa daerah dengan protokol kesehatan ketat.
Namun demikian, nyatanya PTM tak bisa berlangsung lema di beberapa daerah.
Dilansir dari Kompas.com, di beberapa daerah dikabarkan muncul klaster baru covid-19 pasca PTM diadakan.
Hasil dari penyelidikan kasus penyebaran Covid-19 di sejumlah sekolah yang menggelar PTM telah resmi diklarifikasi olehMenteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pada Senin (27/9/2021) kemarin.
Budi mengatakan, pihaknya sudah melakukan surveilans Covid-19 ke beberapa sekolah di Jakarta dan Semarang sebagai evaluasi pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM).
Namun sejauh ini, imbuhnya, belum ada strategi surveilans terstandar untuk evaluasi pelaksanaan PTM.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan instansi terkait akan menyusun metode surveilans serupa untuk aktivitas masyarakat lain, apabila metode yang digunakan di sekolah berhasil.
"Kalau ini berhasil, nanti kita mereplikasi ke aktivitas perdagangan, aktivitas pariwisata, aktivitas keagamaan, aktivitas transportasi dan lain sebagainya," katanya lagi.
Meskintak menyebut itu klaster sekolah, namun dalam data survey yang dipaparkan, ada salah satu sekolah yakni SMP PGRI 20 Duren Sawit yang menjalankantestingpada 266 orang.
Dari situ ditemukan hasil 21 orang terkonfirmasi positif Covid-19. Artinyapositivity rate-nya mencapai 7,9 persen.
"Dari 266 ada 21 ya itu kemungkinan besar klaster," ungkap Budi.
Sementara sekolah PTM yang disurvey laimnya punya positivity rate di bawah 3 persen. (*)